Sabtu, 11 April 2009

Never Try to Say "I Give Up"


Orang hidup di dunia ini penuh dengan masalah, entah itu masalah yang menyangkut dirinya sendiri ataupun masalah yang berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan dalam menghadapi masalah-masalah ini semua, masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyikapi dan memecahkan masalah tersebut. Namun intinya semua pasti ingin menyelesaikannya dengan baik.

Akan tetapi tidak semua orang bisa menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapinya dalam satu kesempatan saja. Terkadang butuh beberapa kesempatan untuk menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan.

Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan baginya, seperti kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dia akan dipaksa menentukan sikap, apakah akan mencobanya lagi dengan mencari jalan atau solusi yang lain, atau bahkan berputus asa kerena dia tidak mampu menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapinya, sehingga merasa bahwa dirinya tidak akan mampu melakukan yang lainnya, ia berkata pada dirinya “satu masalah saja tidak bisa saya selesaikan, apalagi masalah lain yang lebih sulit dari ini”, dan setelah itu ia berpangku tangan dan menyatakan biarlah semuanya ini berlalu mengalir seperti air, semuanya sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Kuasa, mungkin inilah takdir yang telah ditentukan untuknya.



Setiap ada masalah yang datang menimpanya, dia tidak pernah berusaha untuk menyelesaikannya, karena memang dia sudah benar-benar berputus asa dan menganggap bahwa semuanya sudah diatur yang Maha Kuasa, jadi untuk apa lagi berusaha. Apakah hal ini dibenarkan oleh ajaran agama kita, agama yang paling benar diantara agama-agama yang ada di dunia ini?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita ketahui bersama bahwa semua semua manusia pasti akan selalu mendapat ujian dari Allah SWT, Ia sendiri pun telah mengatakan hal itu dalam kitab sucinya yang agung. “Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang bagimu cobaan sebagaimana cobaan yang aku berikan kepada orang-orang sebelum kamu?…..” (Al-Baqarah : 214).

Karena kita sudah tahu bahwa kita semua akan mendapatkan ujian dan juga akan selalu menghadapi berbagai maca resiko yang berupa masalah-masalah hidup, maka sudah seyogyanya kita mempersiapkan mental kita untuk menghadapi itu semua. Dan yang paling perlu ita persiapkan adalah mental untuk menghadapi sebuah kegagalan, karena dalam menghadapi masalah itu kemungkinan yang terjadi ada dua, antara gagal dan sukses. Kalau sukses yang didapat, maka kesenangan yang didapat, namun sebaliknya kalau kegagalan yang didapat, maka derita yang diperoleh. Dan banyak orang yang berputus asa untuk kemudian jatuh sejatuh-jatuhnya setelah mengalami kegagala. Hal ini tidak lain adalah karena orang yang mengalami kegagalan itu tidak mempersiapkan mental untuk menghadapai sebuah kegagalan.

Dalam hal ini kita patut mencontoh apa yang Rasulullah SAW lakukan. Dalam dakwah beliau sering mengalami hambatan-hambatan, masalah-masalah dan beberapa kali kegagalam, namun beliau tidak pernah berputus asa dalam menghadapi kegagalan itu. Namun beliau berserah diri kepada Allah dan menjadikan kegagalan itu sebagai cambukan untuk berbuat lebih daripada itu, sehingga kita bisa melihat hasil dakwah beliau sampai saat ini, agama islam tersebar dimana-mana, di Asia, Afrika, Eropa, meskipun pada akhirnya islam di eropa mulai mengalami kemunduran setelah itu.

Coba bayangkan seandainya Rasulullah berputus asa ketika itu, mungkin saat ini, kita tidak akan melihat Islam seperti yang kita saksikan saat ini. Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa agama kita tidak mengajarkan kepada kita untuk berputus asa dalam menghadapimasalah yang kita hadapi, karena kita diperintahkah oleh Allah untuk meniru apa yang Rasulullah SAW lakukan, termasuk diantaranya untuk tidak berputus asa. “Telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagi kalian…..”
(Al-Ahzab : 21)

Al-qur’an sendiri juga mengajarkan kepada kita untuk selalu berusaha. Dan Allah tidak akan merubah nasib hambanya, kecuali hamba itu sendiri yang berusah untuk merubahnya. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sampai kaum itu merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Al-Ra’d : 11).

Konsep usaha dalam Al-Qura’an yaitu, berusaha terlebih dahulu, setelah itu menyerahkan hasil yang kita usahakan kepada Allah, hal ini biasa kita sebut dengan tawakal kepada Allah. Namun perlu diingat dan perlu kita garis bawahi bahwa tawakal disini bukan berarti putus asa, dan tidak sama dengan putus asa.

Jadi sobat semua, mari kita contoh apa yang Rasulullah lakukan untuk tidak pernah berputus asa dalam menghadapi kegagalan yang menimpa kita. Jangan kita sesali kegagalan itu, jangan kita menjadi gelisah dan menderita karena sebuah kegagalan. Karena kegagalan bukanlah akhir dari segala yang kita usahakan, tapi itu merupakan kesuksesan kita yang tertunda. Kegagalan yang sebenarnya adalah keputus asaan kita dalam menghadapi kegagalan atau masalah yang menerpa hidup kita. Selama kita tidak berputus asa, maka kita tidak termasuk dalam kategori orang-orang yang gagal.

Oleh karena itu jangan pernah katakan “Saya Putus Asa”. Tapi katakanlah pada diri anda “Saya akan berusaha, dan akan menyerahkan hasil usaha saya kepada Allah SWT”, dan yakinlah bahwa Allah akan memberikan imbalan yang pantas sebesar apa yang telah kita usahkan. Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Memberi. “Dan Bahwasannya manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (An-Najm : 39).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar